Mungkin kita semua hampir pernah
menggunakannya, sebuah pena yang bermanfaat untuk mengecek ada tidaknya
tegangan listrik pada sebuah kawat penghantar.
Begitu praktis untuk digunakan sehingga tak perlu
belajar untuk memakainya. Sebuah test pen terdiri atas sebuah batang besi yang
dikemas dalam paket isolator plastik yang didalamnya terdapat lampu indikator,
dapat pula berbentuk obeng dengan ujung plus atau minus.
Lampu indikator ini berfungsi
sebagai isyarat ketika test pen sedang digunakan, dimana lampu tersebut akan
menyala jika bilah besi yang tersambung dengannya dikenakan pada kabel listrik
bertegangan. Tentu saja jika pemakai menyentuh bagian pangkal test pen sehingga
pemakai berfungsi sebagai kabel massa untuk menyalakan lampu indikator
tersebut.
Kabel fasa yang disentuh bilah
test pen akan mengalirkan arus yang kecil karena didalam tes pen terdapat hambatan
yang besar sehingga tegangan jala-jala PLN 220 V hanya menghasilkan arus yang
kecil.
I = 220 V/20000 ohm = mA
Arus tersebut mengalir melalui
tubuh pemegang test pen karena dia berfungsi sebagai kabel netral yang
menyalakan lampu indikator, sehingga test pen harus dipegang ujungnya agar
lampu indikator menyala.
Arus mA ini relatif kecil, sehingga tidak
menyebabkan adanya kejutan listrik yang membahayakan bagi pengguna test pen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar