Mungkin hampir setiap hari kita
mendengar kata ini, dan hidup kita dewasa ini sangat terkait dengannya. Begitu
banyak manfaat yang kita peroleh dengan adanya arus listrik tersebut, bahkan
hampir dapat dikatakan semua aktivitas manusia tak dapat lepas darinya.
Sebenarnya apa arus listrik
tersebut?
Menurut para ahli listrik – tentu
saja saya tak termasuk didalamnya – arus listrik adalah muatan listrik yang
mengalir. Muatan yang dimaksud adalah muatan negatif yang lazim disebut
elektron.
Dalam teori atom, elektron ini
bergerak mengelilingi proton yang merupakan inti atom melalui suatu lintasan
yang disebut dengan orbit. Berdasarkan hal ini, dapat terjadi arus listrik jika
elektron tersebut mendapat energi dari luar sehingga dapat keluar dari orbitnya
dan menjadi elektron bebas.
Semakin banyak elektron yang terbebas
dari atom maka semakin banyak pula elektron yang dapat mengalir, semakin banyak
elektron yang mengalir maka semakin besar nilai arus listrik yang dihasilkan.
Berdasarkan teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli listrik, besarnya nilai muatan listrik ini
dinyatakan dalam satuan Coulomb. Tentu saja Pak Coulomb ini adalah orang yang
pandai pada masanya sehingga namanya diabadikan menjadi nama satuan muatan
listrik. Seandainya saja yang menemukan muatan listrik pada masa itu bernama
sunarto, bisa jadi satuan untuk muatan listrik yang digunakan adalah sunarto,
bukan coulomb.
Dalam hal ini dinyatakan bahwa muatan 1 elektron
bernilai: 10-19 Coulomb, sedangkan arus listrik dinyatakan dalam
satuan Ampere, dimana 1 ampere adalah muatan listrik sebesar 1 Coulomb yang
mengalir dalam waktu 1 detik, atau dinyatakan dalam rumus:
I= Q/t
Dari rumus tersebut diambil suatu
pengertian, jika semakin banyak muatan yang mengalir dalam satu detik, maka
makin besar arus listriknya. Sebagai contoh, arus 3 Ampere berarti pada kawat
penghantar dilewati muatan listrik sebanyak 3 coulomb dalam satu detiknya, jika
dalam satu detik mengalir 10 coulomb maka arusnya menjadi 10 Ampere. Untuk
mengumpulkan muatan sebanyak 10 Coulomb tersebut diperlukan elektron
sebanyak.... buah, wah..banyaknya..
Selanjutnya, berdasarkan bentuknya
arus listrik ini dibedakan menjadi 2 jenis, arus searah dan arus bolak-balik.
Mari kita lihat:
1.
Arus searah (DC
: Direct Current)
Jenis ini
adalah arus yang arah aliran dan nilainya tetap.
Arah
alirannya tetap yaitu arus tersebut akan mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif, yang dinamakan dengan arah arus konvensional. Sedangkan nilainya
relatif tetap, tidak berubah secara periodik, perubahan nilai tersebut
dipengaruhi masa penggunaan sumber arus, misalnya baterai, semakin lama nilai
arus baterai akan berkurang karena digunakan.
Arus jenis
ini dihasilkan oleh berbagai jenis baterai baik basah seperti aki, atau baterai
kering seperti baterai lithium dan sebagainya.
2.
Arus bolak-balik (AC : Alternating Current)
Jenis yang
kedua adalah arus listrik yang nilai dan arah alirannya berubah secara
periodik.
Jika dilihat
dengan menggunakan CRO ( Cathoda Ray Osciloscop) akan tampak bahwa gelombang
listrik AC ini serupa dengan grafik sinus pada trigonometri, sehingga akan ada
nilai nol, positif, positif maksimum, negatif dan negatif maksimum.
Arus ini
dihasilkan dari proses induksi elektromagnet, proses ini misalnya pada dinamo
dan generator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar